Thursday, 15 May 2014

Ada Asmara di Fly Over




Awalnya saya terheran-heran melihat banyaknya orang yang suka sekali "nongkrong " di fly over (jalan layang). 
Apa enaknya ya? 

Bagi warga  Jakarta "pemandangan" ini tentu tak asing lagi. Begitu sore menjelang, dan hari beranjak gelap,sebagian orang memilih melewatkannya dengan duduk di atas motor dan parkir dengan asyik di pinggir fly over. Sebagian berpasangan (entah itu sepasang suami istri atau sepasang kekasih), atau satu keluarga lengkap dengan anak yang masih balita, dan adapula yang sendiri saja. Tingkah merekapun beragam, ada yang sekedar main telepon genggam, ada yang mendengarkan musik (kedua hal ini biasanya dilakukan mereka yang mungkin jomblo), ada yang sambil bergandengan tangan mesra, berpelukan dan  (maaf) juga berciuman. 




Apa yang mereka lakukan memang  tak membuat macet kendaraan, karena mereka parkir benar-benar di pinggir, mepet dengan pagar besi pembatas. Tapi sungguh, saya khawatir kalau mereka lengah, lalu jatuh. 
Waduhhhh..ngeri membayangkan.

Kadang saya ingin bertanya pada mereka apa tujuan duduk di situ, tapi saya merasa tak enak..nanti malah di cap mengganggu, dan mau tahu saja urusan orang. 

Menurut teman saya, itu sih  modus pacaran yang nggak mau keluar modal.
" Kok mau-maunya sih  cewek itu mau di ajak nongkrong di tempat begituan, modal dikit kek cowoknya..ke mall kek. " Begitu pendapat teman se kantor saya.

Nah...ini tentu berlaku untuk mereka yang berpasangan ya. Saya justru ngerinya lihat mereka yang seorang diri. Apalagi kalau nongkrongnya pakai bengong... saya kadang berpikir jangan-jangan mereka sedang putus cinta, atau ada masalah keluarga, banyak hutang, di pecat dari kerjaan,,,lalu mereka bisa saja berniat bunuh diri,,, hmmm makin serem saja pemikiran saya.

Lalu  saking penasarannya, sepulang kantor, saya ajak suami saya  nongkrong ala Fly over. Awalnya suami saya mengomel,..

"Ngapain juga,..malu-maluain..kalau nanti ada teman sekantor kamu yang lihat bagaimana"

Ah.. daripada penasaran..sekali-kali biarlah.

Maka,,di salah satu malam minggu bulan lalu, sayapun ingin merasakan nongkrong ala fly over... saya pilih di kawasan TB Simatupang Jaksel, tak jauh dari rumah. 


Senja mulai turun...dan eng ing eng...saya dan suamipun nangkring di atas fly over. Menit pertama saya belum merasakan apa-apa kecuali rasa malu... (masa iya nongkrong di tempat beginian) tapi  di menit ketiga....kereta lewat..deg...amboi.. indah nian melihat ular besi itu dengan dua lampu tajamnya melintas dengan berisik tapi menakjubkan. Di menit ke lima... wuih.....lalu lintas di jalanan di bawah mulai merayap... macet....ribuan lampu dari ribuan kendaraan bersinar seperti kunang-kunang, bergerak pelan, lalu lampu-lampu di pemukiman pun tring... tring..mulai menyala hampir bersamaan,  ditambah semilir angin..wuihh...bintangpun muncul perlahan. Amboi....syahdu nian. Saya rasa suasana seperti ini akan terasa lebih indah untuk yang sedang pacaran...lalu untuk yang sedang jomblo juga cukup menghibur hati. Dan untuk yang punya anak..tentu si kecil akan sangat girang melihat kereta yang lewat.

Sementara saya..dengan pengalaman pertama ini, membuat saya memahami ..ternyata.. fly over bisa menjadi tempat yang asyik untuk menikmati pemandangan Jakarta malam hari dari ketinggian. 
Karena tidak smua orang bisa menyewa apartemen di lantai kesekian puluh dengan "best view" atau tidak semua orang bisa tinggal di penthouse dengan pemandangan menakjubkan di titik tertinggi apartemen atau hotel... dan tidak semua orang di Jakarta bisa menikmati pesta atau  makan di restoran yang berada di rooftop.




Hmmm .....kini saya tak penasaran lagi. 


Buru-buru saya mengajak suami untuk  pergi. Malu dengan spanduk larangan nongkrong di fly over yang berkibar-kibar di tiup angin.

No comments:

Post a Comment