Saturday, 10 May 2014

Pertama dan Istimewa

Sebagai orang kampung yang dari kecil hingga usia belasan tidak pernah keluar kota, selama masa TK-SMA saya tentunya tidak punya pengalaman naik pesawat terbang. Saat itu sarana transportasi yang saya kenal hanya sepeda, becak dan bus.
Jika teman SMA menanyakan apakah sudah pernah naik pesawat, jawabannya tentu tidak.
Kala itu di jaman saya, boleh di kata dalam satu kampung, orang yang pernah naik pesawat bisa di hitung dengan jari.Mungkin hanya pak lurah dan beberapa orang yang pernah jadi TKI.
Dan ketika kemudian saya punya kesempatan kuliah di Jakarta, jika ditanya apa pernah naik pesawat, jawabannya masih sama....belum pernah.
Tapi saya kemudian mengenal moda trasnportasi lain yaitu bajaj, bemo dan kereta. Soal kereta jabotabek kala itu masih sangat memprihatinkan. Kereta bobrok yang tetap jalan namun seperti mati tak mau hidupun segan. Masa saya kuliah, naik kereta ibarat masuk ke sarang penyamun. Penuh kejahatan.
Dan kemudian memasuki dunia kerja...akhirnya saya dapat kesempatan naik pesawat. Pesawat apa? Pesawat telepon? Pesawat radio? Bukaaaannn
Pesawat yang pertama dalam hidup saya naiki adalah pesawat wakil presiden semasa Jusuf Kalla menjabat. heheheh. pesawatnya sederhana loh, tidak semewah milik pengusaha-pengusaha lain, tapi nyaman.
Untuk naik ke pesawat ini kami para jurnalis mendapat posisi di tengah.Paling belakang adalah sebagian dari paspampres yang mengawal wapres.
Kami harus naik paling awal kepesawat dan wapres adalah orang yang paling akhir naik ke pesawat, begitu protokolernya. Nggak mungkin Wapres naik dulu baru kemudian kami berduyung-duyung melewati kursi VIP-nya ..heheheh

Ya...nggak pap lah saya naik pesawat sedikit telat usia...karena pengalaman pertama saya begitu istimewa dan tidak semua orang bisa mengalaminya.

No comments:

Post a Comment