Sunday, 4 May 2014

Kartu Pos, Radio dan London



Tiga puluh tahun lalu, seorang anak perempuan 5 tahun, duduk di dekat radio tua dengan Bapaknya. Pagi masih dingin, rumah dipinggir hutan itu masih diselimuti kabut tipis.
"Saatnya mendengarkan BBC Siaran Indonesia Nduk, agar kamu bisa melihat dunia"
Lalu keduanya asyik menyimak, terbius olah bayangan tentang Inggris Raya.

Ya...anak itu adalah saya. Dan Bapak saya  yang telah almarhum 2 tahun lalu, hingga akhir hanyatnya, sangat yakin kelak saya akan bisa ke London. 

Saya lahir dan besar di pelosok desa tertinggal di Luwung, Jawa Tengah 35 tahun lalu. Hingga awal tahun 1990 desa kami belum memiliki akses listrik. Siaran televisi sangat terbatas (televisi hanya dimiliki oleh Lurah kami) dan radio bisa kita nikmati siarannya dengan energi batu baterai. 

Radio kami sudah tua, agar bisa berbunyi, antenanya harus dipegangi, dan sayalah yang bertugas memeganginya setiap pagi agar kami bisa mendengarkan siaran BBC London. 
Dari sinilah saya mengenal dunia luar, dari sinilah saya belajar Bahasa Inggris.

Cerita tentang London, awalnya sebenarnya adalah impian Bapak saya, tapi kemudian Beliau "wariskan " mimpinya ke saya. Hal ini bermula dari sepucuk kartu pos bergambar Big Ben yang Bapak saya terima dari sahabatnya, seorang dokter yang punya kesempatan belajar di London. 
Bapak saya seorang pegawai puskesmas di Kecamatan Rakit, Banjarnegara Jawa Tengah. Dan ia memiliki atasan yang sangat baik dan peduli dengan Bapak, atasan ini kemudian menjadi sahabat baik Bapak. Ia mau berbagi ilmu meskipun Bapak hanya bawahannya. Dan pengalaman di London pun ingin ia bagi melalui kartu pos. Kartu pos itu Bapak simpan dengan rapi dan sesekali beliau tunjukan pada saya. Bapak terlihat begitu bangga, dan berkata " Kelak kamu akan bisa ke London juga"

Dan kini setelah saya dewasa, dan telah pergi jauh dari rumah di pinggir hutan kami,diam-diam saya masih menyimpan harapan Bapak di hati saya. Itulah alasan kenapa saya harus ke Inggris suatu saat nanti..




8 comments:

  1. semoga suatu saat bisa mewujudkan impian Bapak ya

    ReplyDelete
  2. Semoga tak akan lama lagi mbakyu..."London selalu menantimu"..

    ReplyDelete
  3. Semoga bisa kesana bun, semangat ceritanya menyentuh jadi ingat bapakku

    ReplyDelete
  4. hiks..iya bun,,.sedih..lebih membahagiakan jika saja Bapak saya masih ada

    ReplyDelete
  5. asiiiik ada yg mau ke London, pemenangnya cuma satu kayanya ya :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin.bun...semoga keinginan bapak sy terwujud

      Delete