Salah
satu karakter pengemudi kendaraan di Jakarta adalah tidak mau tertib,
tidak sabaran. Sedikit-sedikit main klakson, menambah polusi suara.
Dan
saya hari ini punya pengalaman lucu soal klakson.
Begini ceritanya :
Seperti biasa saya berangkat kantor sore. Naik kereta dari Stasiun
Tanjung Barat, turun di Stasiun Manggarai dan nyambung ke arah Bekasi,
lalu turun di Stasiun Klender. Nah... dari Klender
ke kantor saya naik angkot 27 jurusan Pulogadung-Kampung Melayu.
Herannya, Si Abang Supirnya sering sekali membunyikan klakson.
Tet tot tet ...Hingga
kemudian Si Klakson ini terus berbunyi tidak mau berhenti, membahana di
seantero Pasar Klender, Jakarta Timur. Saya yang duduk disamping Si
Abang Supir, sebenarnya menahan tawa.Dalam hati saya berkata "Makanya
Bang jangan keseringan main klakson.Begitu akibatnya"
Toet.toet.toet. Klaksonpun terus menggema. Dengan kesal Si Abang Supir
turun dan membuka kap angkot, utak utik utak, lalu membanting kap dengan
keras. Seketika klakson berhenti. Hmmm..ternyata harus dengan bantingan
Si Klakson baru diam. Angkotpun kembali jalan. Tapi herannya Si Abang ini
tidak juga kapok. Dia masih terus berkali kali membunyikan klakson.
Padahal menurut saya itu tidak perlu, wong jalanan lancar.
Hingga
kemudian...... klakson Si Abang Angkot tidak lagi berbunyi.Di tekan terus menerus tidak bunyi juga
Mungkin Si Klakson mogok saking seringnya di bunyikan.
Setelah protes
dengan terus-terusan bunyi tak juga mempan, akhirnya Si Klakson protes
dengan cara diam.
Tuh bang..klaksonpun tahu kalau tingkahmu terlalu...
No comments:
Post a Comment