Friday, 30 May 2014

Kau Yang Terlarang Untukku





Dengan azas praduga harus bersalah, maka si udang tak segarlah yang jadi penyebab sebagian kulit saya memerah dan gatal. Jika kulit saya putih mungkin mirip udang rebus. Tapi berhubung kulit saya coklat kehitam-hitaman maka jadilah kulit saya seperti udang gosong.


Dan setelah berhari-hari adu kekuatan dengan si gatal, akhirnya sore ini saya menyerah. Antrian di depan dokter kulitpun saya laksanakan dengan seksama.

Hasilnya sebagai berikut :


Pertama : Saya diharuskan mandi dengan sabun bayi..(Haha..maaf Kin, jatah sabunnya saya kurangi ya..sebagian buat emakmu dulu)

Kedua : Kulit saya tidak boleh terkena debu dan bersentuhan dengan karpet, karena di karpet biasanya ada si tengau yang akan membuat kulit sensitif saya gatal

Ketiga : Saya harus menghindari segala macam seafood dan produk turunannya.

Ikan Asin, terasi, kerupuk udang, udang, empek-empek, dan segala kawan-kawannya yang berbau laut harus saya hapuskan dari piring. Bahkan nuggetpun jadi makanan terlarang karena sebagian mengandung ikan laut.


Weladalah... Dokter....semua makanan terlarang itu adalah makanan kesukaan saya.
Saya hanya di bolehkan makan sayur dan ikan air tawar yang harus segar...kalau perlu saya sendiri yang nyebur kolam nangkap ikannya.

Alhasil saya pulang dari rumah sakit dengan lunglai. Sekantung obat saya tenteng. 

Sepanjang jalan, diiringi gerimis sendu..saya mencium aroma udang goreng saus mentega melambai-lambai dari warung tenda.

Teganya..teganya...

No comments:

Post a Comment